Rezim Jokowi Berdarah Dingin, Aksi Bela Islam Benar benar Dibantai

Nahdlatusy Syi'ah - Rezim Jokowi Berdarah Dingin, Aksi Bela Islam Benar benar Dibantai
Sebenarnya bocoran untuk membantai Massa Aksi Bela Islam Jilid II ini sudah saya dapatkan 1 minggu yang lalu, cuma bocoran yang saya terima bukan hanya Polisi dan orang orang khusus Resim Jokowi yang akan membantai, akan tetapi juga banser, Silahkan baca:

Nahdlatul Ulama (NU) Akan Turunkan Banser untuk Menumpas Massa Aksi Bela Islam
Ada Makar Syi'ah dan Elite Politik pada Aksi Bela Islam 4 November

Pembantaian Jokowi DKK alias Rezim Jokowi sudah banyak memakan korban, dan korban yang sudah meninggal akan dikuburkan di TPU Binong:

Korban Tewas Demo Bela Islam Dimakamkan di TPU Binong
Tangis pecah ketika keluarga memakamkan Syachrie Oye (65) yang tewas saat demo Bela Islam kemarin di depan Istana Negara. Korban yang dikenal sebagai guru mengaji ini dimakamkan di TPU Binong dekat rumah duka di Perumahan Binong Permai Blok F 14 No. 24 RT 07 / RW 07 Kelurahan Binong, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang.

Syachrie yang berprofesi sebagai guru ngaji itu meninggal dunia diduga karena penyakit asma-nya kambuh. Tampak di rumah duka, suasana kesedihan mengiringi proses pemakaman Syachrie.

Tak sedikit dari keluarga beserta kerabat serta para tetangga  mendatangi rumah tokoh agama di lingkungan tersebut.

“Memang ada riwayat asma, semalam Pak Syachrie sudah dibawa ke sini. Rencananya akan di makamkan di TPU Binong Permai," ucap kerabat dekat Syachrie, Mandra, Sabtu (5/11/2016).

Isak air mata mengalir saat jenazah dimandikan dan di salatkan. Keluarga, kata dia, tidak menyangka kalau pria yang biasa dipanggil ustaz di lingkungan tersebut meninggal.

“Orangnya baik banget, enak bisa membimbing dan menjadi imam yang baik. Makanya kami sangat kehilangan begitu mendengar beliau meninggal,” ujarnya.

Jasad Syachrie dikebumikan tak jauh dari tempat tinggalnya. Petugas Polda Metro Jaya menyatakan, dalam jasad Syachrie tidak ditemukan adanya luka.
http://metro.sindonews.com/read/1152988/170/korban-tewas-demo-bela-islam-dimakamkan-di-tpu-binong-1478326324

Namun benarkah begitu?
Berikut penjelasan Habib Rizieq:

Ketua Pembina Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF)-MUI, Habib Rizieq Shihab, membantah bahwa pedemo yang tewas pada aksi 4 November 2016 karena sakit asma. Salah satu demonstran, M Syachrie Oye (65), tewas dalam aksi kemarin malam.

"Salah satu aksi yang meninggal murni karena gas air mata, bukan karena penyakit asma," kata Habib Rizieq kepada wartawan di Restoran Pulau Dua, Jakarta Pusat, Sabtu (5/11/2016).
Berdasarkan keterangan dari istri korban, Habib Rizieq menyatakan, M Syachrie tidak memiliki riwayat sakit asma. Jadi, diduga korban tewas bukan karena sakit asma.

"Istri berkata kepada kami bahwa dia tidak memiliki riwayat tentang penyakit asma dan murni kena gas air mata," tuturnya.

Sekadar diketahui, demo 4 November yang dilakuan sejumlah ormas Islam di depan Istana Negara berakhir ricuh. Polisi membubarkan paksa para pengunjuk rasa dengan menembakkan gas air mata.

Dalam unjuk rasa tersebut, seorang demonstran bernama M Syachrie Oye meninggal dunia di RSPAD. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Sutiyono, menyatakan, pada Jumat 4 November 2016 malam, jenazah sudah dibawa ke kampung halamannya di Desa Binong Permai, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Banten. "Dia murni tewas karena sakit," tutur Awi.
http://news.okezone.com/read/2016/11/05/338/1533908/habib-rizieq-bantah-pedemo-yang-tewas-karena-sakit-asma

Dan baca juga berita ini:

Dihujani Gas Air Mata, Habib Rizieq Sebut Pendemo Mau 'Dibantai'
Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab menyebutkan, jika demo 4 November di depan Istana Negara kemarin merupakan pembantaian massal. Pasalnya, polisi memberondong massa pendemo menggunakan gas air mata.

Imam Besar FPI Habib Rizieq mengatakan, tindakan polisi yang memberondong massa menggunakan gas air mata itu dinilai sebagai pembantaian massal. Pasalnya, tembakan itu diarahkan ke umat muslim yang jumlahnya jutaan, bukan puluhan dan ratusan.

Massa pun mengalami kesulitan untuk menyelamatkan diri karena banyaknya. Akibat kejadian tersebut, membuat massa hampir meninggal karena kesulitan bernafas akibat gas air mata.

"Itu yang kumpul ada dua juta orang, bukan ribuan. Saat ditembakkan gas air mata tak ada ruang menyelamatkan diri. Ini namanya rencana pembunuhan, ini pembantaian massal," ujarnya dalam konfrensi pers di Pulau Dua Resto, Senayan, Jakarta, Sabtu (5/11/2016).

Dia menjelaskan, putusan petugas membubarkan massa dengan menembakan gas air mata jelas membahayakan pendemo. Polisi seharusnya mengutamakan keselamatan pendemo dibandingkan menegakan peraturan soal tata cara demonstrasi.

"Apa yang terjadi di depan istana itu pembantaian massal. Presiden bertanggung jawab atas itu semua," katanya.

Jadi semua sudah jelas, Rezim Jokowi benar benar ganas dan berdarah dingin, mereka akan membantai semua Massa Aksi Bela Islam terutamanya adalah para kyai, ulama dan habaib. sungguh rezim yang sangat kejam dan tak kenal kasih.

Posting Komentar