James Riyadi Ulama Besar Nahdlatul Ulama

Nahdlatusy Syi'ah - James Riyadi Ulama Besar Nahdlatul Ulama
CEO Lippo Group James Riady mendorong agar Pengurus Besar (PB) Nahdlatul Ulama (NU) membangun rumah sakit umum di daerah guna membantu warga NU yang kesulitan dengan biaya kesehatan. Menurut James, biaya yang dibutuhkan untuk mewujudkan rumah sakit umum tersebut tidaklah besar tetapi akan sangat membantu bagi Warga NU yang mengalami masalah kesehatan.

James Riyadi juga dikabarkan merapat ke NU guna untuk keluarnya fatwa "Tidak Syah Shalat Jum'at di Jalan".
(Baca: Benarkah NU Terima Pesanan Fatwa dan Hukum?)
Di dunia maya semua kaget dan tentunya heboh, karena James Riyadi bisa menjadi nara sumber dan juga menggunakan peci persis sama dengan Said Aqil Siraj.

Inilah Ulama Besar Baru Nahdlatul Ulama

Benarkah NU Terima Pesanan Fatwa dan Hukum?

Nahdlatusy Syi'ah - Benarkah NU Terima Pesanan Fatwa dan Hukum?
Gempar karena NU mengeluarkan fatwa hukum shalat jum'at di jalan tidak syah.
Salah satu artikel yang viral di sosmed ialah:
Setelah James Riady Ingin Bantu Dana Rp 3 Miliar, PBNU Keluarkan Fatwa Salat Jumat di Jalanan Tidak Sah
CEO Lippo Group James Riady menjadi pembicara dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta, Sabtu (19/11/2016) lalu. Dalam kesempatan itu, dia mendorong PBNU membangun rumah sakit umum di daerah.

Tujuannya, untuk membantu warga NU miskin yang kesulitan dengan biaya kesehatan. Padahal, NU sendiri saat ini tercatat sudah mengelola sekitar 30 rumah sakit swasta yang tersebar di seluruh Tanah Air. James Riady sendiri mengaku sudah siap menggelontorkan dana miliaran rupiah jika PBNU membangun rumah sakit umum.

“Bangunan satu meter paling Rp 1,5 juta, bangun 2.000-3.000 meter paling Rp 3 miliar. Lalu equipment (peralatan)nya kan tidak usah ada MRI dan CTscan, jadi paling Rp 2 miliar sampai Rp 5 miliar. Jadi mau bangun 50,60,70 ranjang uangnya tidak seberapa,” kata James kala itu.

Kemudian selang beberapa hari dan bertepatan dengan Muktamar Muslimat NU Ke-70, PBNU mengeluarkan fatwa tidak sah bagi umat Islam yang melaksanakan shalat jumat di jalan. Hal ini dikatakan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj. Namun Said membantah fatwa yang dikeluarkan PBNU tersebut terkait kasus Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahja Purnama alias Ahok

“Jumatan di jalan tidak sah. Saya hanya mengeluarkan fatwa, tidak ada kaitannya dengan (kasus) Ahok,”
http://publik-news.com/setelah-james-riady-ingin-bantu-dana-rp-3-miliar-pbnu-keluarkan-fatwa-salat-jumat-di-jalanan-tidak-sah/

Said Aqil mulai sejak awal memang sangat nampak pro ahok, bahkan pernah memberikan pernyataan bahwasanya ahok tidak melecehkan Alqur'an.
Jika benar Fatwa tidak syah shalat jum'at di jalan yang dikeluarkan oleh Nahdlatul Ulama adalah fatwa yang keluar karena dipesan oleh James Riady agar ummat islam tidak jadi mengadakan Aksi Bela Islam Jilid 3 (Aksi 212) maka jelas sudah bahwasanya NU sekarang adalah penyedia jasa Fatwa dan Hukum, dan tentunya hal ini sangat menyakitkan hati semua ummat islam.
Melihat fakta ini mengingatkan kita dengan kisah Abdullah bin Ubay bin Salul, dan ternyata tidak sedikit pengikut Abdullah bin Ubay bin Salul di indonesia.

Prof DR Mudzakkir SH: Ahok Memang Melakukan Penodaan Agama Islam

Nahdlatusy Syi'ah - Prof DR Mudzakkir SH: Ahok Memang Melakukan Penodaan Agama Islam
Semua Pakar Hukum sudah jelas menyatakan Ahok benar benar melecehkan Alqur'an, bahkan banyak sekali yang berpendapat bahwa Ahok tidak akan selamat, asal pemerintah dan polri adil dan tidak ada di pihak Ahok.
Salah satu pernyataan Pakar hukum pidana adalah sebagai berikut:


Pakar Hukum Pidana: Ahok Memang Melakukan Penodaan Agama Islam
Guru Besar Hukum Pdana FH UII Yogyakarta Prof DR Mudzakkir SH mengatakan alat bukti dan konten pada rekaman sudah cukup untuk dijadikan sebagai bukti bahwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memang  melakukan penodaan atas isi ajaran Alquran Surat Al Maidah ayat 51. Sedangkan soal gelar perkara yang rencanya akan disiarkan langsung melalui tayangan televisi, dia menyatakan tidak setuju.
Mudzakir mengatakan gelar perkara yang disiarkan langsung secara langsung merupakan tidak sesuai dengan prosedur hukum karena pasti pada saat gelar dokumen ada hasil pemeriksaan yang itu jelas bersifat rahasia.
"Nah, bila sengaja terpublikasikan maka akan bertentangan dengam sifat rahasia dari dokumen tersebut. Hal ini kasusnya berbeda dengan keterangan ahli ilmu pengetahuan. Jadi kalau disiarkan dan terdapat unsur rahasia atau bisa malah mencemarkaan nama baik seseorang karena hasilnya belum sempurna/lengkap atau belum  menjadi hasil akhir penyidikan/berkas resmi,'' kata Mudzakkir, kepada Republika.co.id, Ahad malam (6/10).
Maka, kata dia, bila tetap saja gelar perkara kasus Ahok ini disiarkan langsung melalui tayangan televisi, maka semua perkara pidana harus juga disiarkan secara langsung pula. ''Hal ini penting dan mendasar sebagai bentuk penerapan asas persamaan di depan hukum,'' ujar Mudzakkir.
Menurutnya, posisi kasus penistaan Alquran surat Al Maidah 51 ini sudah jelas terkait langsung kepada Ahok. Dan kasus ini tidak ada hubungannya dengan orang yang menyebarkan video.
''Jadi saya lihat sudah cukup bukti untuk dikatakan sebagai penodaan isi ajaran Islam dalam Alquran surat Al Maidah 51. Tidak ada hubuham dengan orag yang sebarkan video untuk minta maaf atau tidak. Yang kini harus diuji adalah video tersebut benar ada atau tidak. Hingga saat ini video tersebut dinyatakan adanya dan perbuatan ahok tersebut benar-benar ada,'' katanya.
Menurut dia, memang Ahok boleh saja mengaku minta maaf atau salah tafsir. Namun itikad jahatnya jelas ada, yakni pada tujuan dari pernyataan yang dia omongkan.                      
"Iktikad jahatnya ada pada tujuan dari Ahok ngomong surat Al Maidah 51 tersebut yang memuat ajaran Alquran soal bagaimana  memilih pemimpin dan dengan kutip ayat tersebut sehingga orang-orang tidak pilih Ahok: Jangan percaya pada orang tersebut dan kamu dibohongin dengan Almaidah. Nah, di mana letak kebohonnya pakai Al Maidah 51? Jawabnya, isi surat Almaidah 51 merugikan kepentingan ahok dalam suatu pemilihan yang pemilihnya Muslim yang taat melaksanakan isi Almaidah 51. Hal inilah yang bisa merugikan kepentingan Ahok,'' ujarnya.
Ditanya soal peluang Ahok menjadi tersangka, Mudzakkir mengatakan semua itu tergantung pada kecukupan bukti dan alat bukti serta keyakinan penyidik. Namun, keyakinan penyidik pun jelas harus dibentuk berdasarkan  bukti dan alat bukti juga.
''Dalam menyeleksi saksi dan ahli semua itu harus dilakukan juga secara objektif dan ilmiah berdasarkan ilmu hukum pidana. Memang, sebelum proses penyelidikan selesai kini telah ada pernyataan dari Kapolri yang sudah menentukan sikap bahwa perbuatan Ahok bukan perbuatan pudana. Untuk soal ini maka itu saya minta kepada para penyidik abaikan saja. Ini karena semua ditentukan oleh bukti dan alat bukti dan harus dianalisis secara objektif,'' kata Mudzakkir.                    
Jadi para penyidik harus tak terpengaruh pernyataan Kapolri tersebut. Sebab para penyidik harus 'istiqomah' dengan penyidikannya. ''Penyidik tidak boleh terpengaruh oleh pendapat atasannya, karena penyidik profesional itu hanya tunduk kepada profesi dan sumpahnya kepada Tuhan  Yang Maha Esa,'' lanjutnya.
http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/16/11/06/og88nf385-pakar-hukum-pidana-ahok-memang-melakukan-penodaan-agama-islam

Jadi jelas ahok tidak akan selamat dari hukum, asalkan pemerintah memang benar benar adil, dan kalau sampai pemerintah tidak adil menurut saya indonesia ini tidak akan lama lagi akan mengalami kegaduhan yang amat besar atau bahkan bisa saja ada kehancuran besar dan indonesia kita akan mulai dari awal lagi, dan tentunya hal ini perlu dicegah, karena itu pemerintah harus adil. jokowi tidak boleh melindungi ahok apa pun alasannya, karena ahok memang bersalah dan semua rakyat indonesia tidak terkecuali harus tunduk kepada hukum.

Saat PKI Menuntut Pembantaian Nahdlatul Ulama

Nahdlatusy Syi'ah - Saat PKI Menuntut Pembantaian Nahdlatul Ulama
Masih ingatkah anda kejadian beberapa tahun yang lalu, saat jokowi masih baru berkuasa?
PDIP yang pengurusnya banyak keturunan PKI akan berencana menghidupkan PKI lagi dan awal langkah mereka ialah dengan menuntut Nahdlatul Ulama atas pembantaian Nahdlatul Ulama kepada PKI.
Pada saat itu saya bersama saudara saudara saya berusaha keras membela Nahdlatul Ulama, ada banyak saudara saya dan teman saya yang berkorban tidak kerja, bahkan meninggalkan kewajiban mengajar di madrasah hanya untuk mengumpulkan bukti bahwa Nahdlatul Ulama tidak membantai seperti yang dikatakan PKI, kami juga membahasnya di sosial media agar semua ummat tahu bagaimana kejadian yang sebenarnya.

Kami melakukan itu dengan kemauan sendiri, kami melakukan karena kami tahu NU tidak salah seperti pernyataan PKI yang mensuarakan gugatannya melalui pihak HAM dan didukung oleh PDIP.
Kalau ingat masa itu saya sangat menyesal, karena ternyata NU yang saya bela sudah tidak baik lagi, NU yang kami cintai ternyata sudah sangat berubah, bahkan kini NU sudah lebih erat hubungannya dengan PDIP dan sudah menjadi kaki tangan Jokowi yang sudah jelas jelas kepanjangan tangan PDIP.

Aksi Bela Islam baik Jilid I maupun Jilid II, NU melarang warganya untuk ikut, bahkan sampai tersiar kabar akan menurunkan banser untuk menumpas Massa Aksi Bela Islam (Baca: Nahdlatul Ulama (NU) Akan Turunkan Banser untuk Menumpas Massa Aksi Bela Islam), jelas hal ini menunjukkan perubahan besar dalam diri NU, NU yang dulu adalah kelompok yang paling di depan dalam membela agama dan negara, dan sekarang hanyalah menjadi kelompok terbesar dalam membela gereja dan golongan yang anti toleransi antar agama dan yang anti keadilan.

Apa Salah apabila saya kecewa?
Apa Salah apabila saya sekarang anti NU Gusdurian dan NU Aqiliyun?

Saya ingin melihat, apakah NU itu lebih diterima ucapannya daripada ormas yang gigih memperjuangkan islam seperti FPI.
Saat FPI mensuarakan agar ummat islam ikut Aksi Bela Islam, ada 1 juta ummat islam lebih yang ikut, padahal NU sendiri menggembosi dengan berbagai cara (baca: Modus Baru Untuk Menggembosi Aksi Bela Islam 4 November )
(baca:  Nahdlatul Ulama Menjadi Penghalang Kebenaran?)
(Baca: Nahdlatul Ulama = Nahdlatusy Syi'ah)

Saya ingin melihat, apakah NU bisa melakukan apa yang FPI bisa lakukan?
Apakah NU bisa menyatukan ummat islam di dalam kebaikan seperti apa yang sudah NU tempo dulu lakukan?
Pada kenyataannya, suara aqil siradj saat ini sudah tidak didengarkan oleh warga NU, dan kita tahu, yang turun pada Aksi Bela Islam Jilid II tidak sedikit terdiri dari warga NU.

Rezim Jokowi Berdarah Dingin, Aksi Bela Islam Benar benar Dibantai

Nahdlatusy Syi'ah - Rezim Jokowi Berdarah Dingin, Aksi Bela Islam Benar benar Dibantai
Sebenarnya bocoran untuk membantai Massa Aksi Bela Islam Jilid II ini sudah saya dapatkan 1 minggu yang lalu, cuma bocoran yang saya terima bukan hanya Polisi dan orang orang khusus Resim Jokowi yang akan membantai, akan tetapi juga banser, Silahkan baca:

Nahdlatul Ulama (NU) Akan Turunkan Banser untuk Menumpas Massa Aksi Bela Islam
Ada Makar Syi'ah dan Elite Politik pada Aksi Bela Islam 4 November

Pembantaian Jokowi DKK alias Rezim Jokowi sudah banyak memakan korban, dan korban yang sudah meninggal akan dikuburkan di TPU Binong:

Korban Tewas Demo Bela Islam Dimakamkan di TPU Binong
Tangis pecah ketika keluarga memakamkan Syachrie Oye (65) yang tewas saat demo Bela Islam kemarin di depan Istana Negara. Korban yang dikenal sebagai guru mengaji ini dimakamkan di TPU Binong dekat rumah duka di Perumahan Binong Permai Blok F 14 No. 24 RT 07 / RW 07 Kelurahan Binong, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang.

Syachrie yang berprofesi sebagai guru ngaji itu meninggal dunia diduga karena penyakit asma-nya kambuh. Tampak di rumah duka, suasana kesedihan mengiringi proses pemakaman Syachrie.

Tak sedikit dari keluarga beserta kerabat serta para tetangga  mendatangi rumah tokoh agama di lingkungan tersebut.

“Memang ada riwayat asma, semalam Pak Syachrie sudah dibawa ke sini. Rencananya akan di makamkan di TPU Binong Permai," ucap kerabat dekat Syachrie, Mandra, Sabtu (5/11/2016).

Isak air mata mengalir saat jenazah dimandikan dan di salatkan. Keluarga, kata dia, tidak menyangka kalau pria yang biasa dipanggil ustaz di lingkungan tersebut meninggal.

“Orangnya baik banget, enak bisa membimbing dan menjadi imam yang baik. Makanya kami sangat kehilangan begitu mendengar beliau meninggal,” ujarnya.

Jasad Syachrie dikebumikan tak jauh dari tempat tinggalnya. Petugas Polda Metro Jaya menyatakan, dalam jasad Syachrie tidak ditemukan adanya luka.
http://metro.sindonews.com/read/1152988/170/korban-tewas-demo-bela-islam-dimakamkan-di-tpu-binong-1478326324

Namun benarkah begitu?
Berikut penjelasan Habib Rizieq:

Ketua Pembina Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF)-MUI, Habib Rizieq Shihab, membantah bahwa pedemo yang tewas pada aksi 4 November 2016 karena sakit asma. Salah satu demonstran, M Syachrie Oye (65), tewas dalam aksi kemarin malam.

"Salah satu aksi yang meninggal murni karena gas air mata, bukan karena penyakit asma," kata Habib Rizieq kepada wartawan di Restoran Pulau Dua, Jakarta Pusat, Sabtu (5/11/2016).
Berdasarkan keterangan dari istri korban, Habib Rizieq menyatakan, M Syachrie tidak memiliki riwayat sakit asma. Jadi, diduga korban tewas bukan karena sakit asma.

"Istri berkata kepada kami bahwa dia tidak memiliki riwayat tentang penyakit asma dan murni kena gas air mata," tuturnya.

Sekadar diketahui, demo 4 November yang dilakuan sejumlah ormas Islam di depan Istana Negara berakhir ricuh. Polisi membubarkan paksa para pengunjuk rasa dengan menembakkan gas air mata.

Dalam unjuk rasa tersebut, seorang demonstran bernama M Syachrie Oye meninggal dunia di RSPAD. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Sutiyono, menyatakan, pada Jumat 4 November 2016 malam, jenazah sudah dibawa ke kampung halamannya di Desa Binong Permai, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Banten. "Dia murni tewas karena sakit," tutur Awi.
http://news.okezone.com/read/2016/11/05/338/1533908/habib-rizieq-bantah-pedemo-yang-tewas-karena-sakit-asma

Dan baca juga berita ini:

Dihujani Gas Air Mata, Habib Rizieq Sebut Pendemo Mau 'Dibantai'
Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab menyebutkan, jika demo 4 November di depan Istana Negara kemarin merupakan pembantaian massal. Pasalnya, polisi memberondong massa pendemo menggunakan gas air mata.

Imam Besar FPI Habib Rizieq mengatakan, tindakan polisi yang memberondong massa menggunakan gas air mata itu dinilai sebagai pembantaian massal. Pasalnya, tembakan itu diarahkan ke umat muslim yang jumlahnya jutaan, bukan puluhan dan ratusan.

Massa pun mengalami kesulitan untuk menyelamatkan diri karena banyaknya. Akibat kejadian tersebut, membuat massa hampir meninggal karena kesulitan bernafas akibat gas air mata.

"Itu yang kumpul ada dua juta orang, bukan ribuan. Saat ditembakkan gas air mata tak ada ruang menyelamatkan diri. Ini namanya rencana pembunuhan, ini pembantaian massal," ujarnya dalam konfrensi pers di Pulau Dua Resto, Senayan, Jakarta, Sabtu (5/11/2016).

Dia menjelaskan, putusan petugas membubarkan massa dengan menembakan gas air mata jelas membahayakan pendemo. Polisi seharusnya mengutamakan keselamatan pendemo dibandingkan menegakan peraturan soal tata cara demonstrasi.

"Apa yang terjadi di depan istana itu pembantaian massal. Presiden bertanggung jawab atas itu semua," katanya.

Jadi semua sudah jelas, Rezim Jokowi benar benar ganas dan berdarah dingin, mereka akan membantai semua Massa Aksi Bela Islam terutamanya adalah para kyai, ulama dan habaib. sungguh rezim yang sangat kejam dan tak kenal kasih.

Hanya NU Abal abal (Gusdurian) Syi'ah, Liberal dan Ahmadiyah yang tidak ikut Aksi Bela Islam 4 November

Nahdlatusy Syi'ah - Hanya NU Abal abal (Gusdurian) Syi'ah, Liberal dan Ahmadiyah yang tidak ikut Aksi Bela Islam 4 November
Masya Allah! Semua umat islam kompak, banyak dari pondok pesantren Nahdlatul Ulama yang menurunkan santri santrinya untuk ikut Aksi Bela Islam 4 November besok, iring iringan bus sudah mulai bergerak mulai kemarin. kalau anda li facebook di group sidogiri, dan group perdebatan Ahlus Sunnah Wal Jama'ah sudah sangat banyak bus bus rombongan kaum muslimin yang akan ikut Aksi Bela Islam Jilid II, Keren banget, inilah islam, kompak, sehati dan bersaudara.

Sekarang ini hanya tinggal syi'ah, liberal, ahmadiyah dan NU abal abal yaitu Gusdurian yang tidak ikut Aksi Bela Islam, mereka masih menunggu saat dibutuhkan agama kristen dan Khonghucu, mereka tidak berkenan membantu agama islam karena itu bisa merusak NKRI dan ada kepentingan politik, dan yang paling utama masih harus bawa bekal sendiri tentunya, lain dengan saat menjaga gereja atau ikut selamatan bersama saudara saudara mereka "Khonghucu" sudah bisa makan enak masih dapat angpau. Sangat Manusiawi!!!

Mereka yang ikut Aksi Bela Islam membawa bekal sendiri, tidak dapat apa apa malah mengeluarkan uang sendiri, meninggalkan keluarga dan juga meninggalkan pekerjaan hanya demi menegakkan keadilan dan kehormatan islam, menurut saya mereka SANGAT ISLAMI!!!.

Baca juga:
Modus Baru Untuk Menggembosi Aksi Bela Islam 4 November 
Ada Makar Syi'ah dan Elite Politik pada Aksi Bela Islam 4 November
Nahdlatul Ulama (NU) Akan Turunkan Banser untuk Menumpas Massa Aksi Bela Islam